Sunday, 15 September 2013

Perjuangan kemerdekaan melalui cara perjanjian

Dalam mempertahankan status kemerdekaannya, pemerintah Indonesia berusaha melakukan perundingan dengan Belanda. Berikut adalah perundingan-perundingan yang dilakukan antara Indonesia dengan Belanda berikut hasil yang didapatkannya.



No.
Nama Perundingan
Delegasi
Tempat dan Tanggal
Isi Perjanjian
1
Linggarjati
Indonesia : Sutan Syahrir
Belanda : Prof. Schermerhorn
Linggarjati, dimulai sejak 10 November 1946.

Tanggal 25 November 1947, Perjanjian Linggarjati ditandatangani.
·   Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan pemerintah RI atas Jawa, Madura dan Sumatera secara de facto.
·   Pemerintah Belanda dan RI bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negera federal bernama Negara Indonesia Serikat.
·   Pemerintah Negara Indonesia Serikat akan tetap bekerja sama dengan pemerintah Belanda dengan membentuk Uni Indonesia Belanda.
2
Renville
Komisi Tiga Negara (KTN):
·   Amerika Serikat : Frank Graham
·   Australia(Indonesia) : Richard Kirby
·   Belgia(Belanda) : Paul van Zeeland

-Indonesia : Amir Syarifuddin
-Belanda : Abdulkadir Wijoyoatmojo
Kapal Renville, 17 Januari 1948
·   Penghentian tembak-menembak
·   Daerah-daerah di belakang Garis van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI.
·   Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit terlabih dahulu.
·   Dalam Uni Indonesia-Belanda, Negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan Kerajaan Belanda.
3
Roem-Roijen
Indonesia : Moh. Roem
Belanda : Dr. van Roijen
UNCI : Merle Cohran ( AS )
April 1949-Mei 1949
Pernyataan Indonesia
·   Perintah kepada TNI untuk menghentikan perang gerilya.
·   Bekerja sama mengendalikan perdamaian, ketertiban, dan keamanan.
·   Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat secara lengkap dan tanpa syarat.
Pernyataan Belanda
·   Menyetujui pemulihan pemerintahan RI di Yogyakarta.
·   Menjamin penghentian operasi militer dan pembebasan semua tahanan politik.
·   Menyetujui RI sebagai negara bagian dalam Nagara Indonesia Serikat.
·   Berusaha sungguh-sungguh menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
4
Inter-Indonesia
Utusan pemerintah RI dan para pemimpin BFO
19-22 Juli 1949 di Yogyakarta dan 30 Juli-2 Agustus 1949 di Jakarta
·   BFO mendukung tuntutan RI agar pengakuan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
·   RI dan BFO membentuk komite persiapan nasional untuk mengkoordinasikan kegiatan sebelum dan sesudah KMB.
·   Negara Indonesia Serikat berganti nama menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan bendera kebangsaan Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa nasional Bahasa Indonesia, dan tanggal 17 Agustus sebagai Hari Nasional.
·   Angkata Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah angkatan perang nasional, dengan berintikan TNI.
5
Konferensi Maja Bundar
Indonesia : Moh. Hatta
BFO : Sultan Hamid II
Belanda : van Maarseveen
UNCI : Herremans, Merle Cohran dan Chritchley.
23 Agustus-2 November 1949
·   Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya dan tanpa syarat. Pengakuan kedaulatan akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
·   RIS terdiri atas RI dan 15 negara federal. Corak pemerintahan RIS diatur menurut konstitusi yang dibuat oleh delegasi RI dan BFO selama KMB berlangsung.
·   RIS dan Kerajaan Belanda akan membentu Uni Indonesia-Belanda di bawah pimpinan Ratu Belanda. Uni itu merupakan badan konsultasi bersama untuk menyelesaikan kepentingan umum.
·   Pasukan Belanda akan ditarik mundur dari Indonesia, sedangkan KNIL akan dibubarkan, dengan catatan bahwa anggotanya boleh masuk dalam jajaran TNI.
·   Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian setelah penyerahan kedaulatan RIS.

No comments:

Post a Comment