Suatu
hari, di sebuah kota diadakan lomba memanjat menara untuk para katak-katak
kecil yang ada di kota tersebut. Ada sepuluh katak kecil mencalonkan diri
sebagai peserta.
Awalnya, semua peserta bersemangat,
meskipun menara terlihat menjulang tinggi. Namun, ketika perlombaan dimulai,
katak-katak kecil mulai kehilangan kepercayaan diri. Terlebih ketika penonton
berkata, “Menaranya terlalu tinggi, kalian tidak akan bisa sampai ke puncak
menara.”
Satu per satu katak-katak kecil kehilangan
semangat dan memilih mundur sebelum perlombaan usai. Katak-katak yang mundur
dianggap kalah. Namun, ada seekor katak kecil yang masih mencoba
melompat-lompat menuju puncak menara.
Sedangkan
katak-katak lain yang meragukan kemampuannya, semakin nyaring meneriakinya
turun, “Sudaaah…turun saja kau katak kecil. Menaranya terlalu tinggi. Kau tidak
akan berhasil menjangkaunya.”
Katak kecil itu tidak terpengaruh. Dia
masih saja melompat-lompat seakan-akan tidak peduli bagaimana hebohnya para
penonton menertawakan perbuatannya. Ada yang sinis menghinanya,
“Ih…katak
kecil tidak tahu diri. Jelas-jelas menara itu tinggi, masih saja mencoba naik
ke puncaknya.”
Lagi-lagi
katak itu tidak peduli. Sampai akhirnya, ia berhasil menjangkau puncak menara.
Penonton terpengarah. Setelah dicari tahu, ternyata katak tersebut tuli.
Makna
dongeng ini adalah agar setiap orang perlu mengabaikan cemoohan orang lain.
Teruslah berusaha sampai berhasil tanpa memperdulikan hal-hal yang tidak bermanfaat.
No comments:
Post a Comment