Pengorbanan Orangtua Untuk Anak
Dina :
“Apa kabar sahabat?”
Lia cs :
“Baik. Kamu sendiri gimana?”
Dina :
“Alhamdullilah, sehat”
Lia :
“Gimana kabar Bapak kamu Din? Sudah baikan kan?”
Dina : “Alhamdullilah, sudah
baikan kok. Terimakasih sudah menanyakan kondisi orangtua ku.”
Mita :
“Emang Bapak kamu abis sakit ya Din?”
Mita : “Sorry Din, aku nggak
sempat menjenguk kemarin soalnya aku nggak tau. Syukur deh kalau sudah
baikkan.”
Dina : “Nggak papa kok Mit,
thanks for care.”
Deni : “Din, sebaiknya kmu
jagain Bapak kamu baik-baik, jangan biarkan dia terlalu banyak bekerja nanti
bisa kambuh sakitnya, kan dia udah tua.”
Dina : “Tentu Den! Setelah
sembuh kemarin aku udah ngelarang Bapakku untuk ngerjain yang berat-berat.”
Deni : “Bener tu Din.”
Yoga : “Kalau dipikir-pikir
orangtua kita tu udah banyak berkorban buat kita. Mestinya kita harus bisa
menjadi anak yang tau balas budi. Kita harus memberikan perhatian yang cukup
kepada beliau. Membalas jasa-jasa beliau kepada kita, dan berusaha membuat
beliau merasa bangga dengan budi pekerti kita.”
Dina cs : “Kamu benar sekali Ga. Kita
tidak boleh menjadi anak yang hanya bisa merepotkan orangtua. Kita harus
membalas setiap pemberiannya kepada kita. Menghargai pengorbanannya kepada
kita. Tanpanya bahkan kita tidak tau apakah saat ini kita cukup makan.”
Mita : “Jika kalian renungi,
kita memang tidak akan sanggup membalas jasa dan pengorbanan orangtua kita.
Mereka mampu melakukan semuanya untuk kita. Sesuatu yang tidak mampu
dilakukannya pun bisa dilakukannya karena demi masa depan anaknya. Oleh yang
demikian, maka kita harus senantiasa mengingatnya dan berusaha untuk
memperlakukan sebagai ratu dalam kehidupan kita. Jangan pernah ada diantara
kita lalai dan tidak peduli terhadap orangtua kita, termasuk pada saat beliau
sakit.
No comments:
Post a Comment