Sejarah Lahir dan Berkembangnya Hindu Buddha
SEJARAH
LAHIR DAN BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU BUDDHA DI INDIA
Agama adalah
sesuatu kepercayaan tentang Tuhan serta segala sesuatu yang berkaitan
dengannya. India merupakan tempat yang terletak di dataran Asia Selatan dan
merupakan tempat lahirnya agama agama besar yang dianut oleh umat manusia yang
berada di seluruh dunia diantaranya yaitu agama Hindu dan Buddha.
AGAMA
HINDU
Agama Hindu di
sebarkan oleh Bangsa Arya (Bangsa Pendatang) setelah masuk melalui celah
Carber yang memisahkan antar daratan Eropa dan Asia. Dan pada saat itu
Bangsa
Arya merasa sangat nyaman untuk tinggal di India karena India adalah
termasuk
daerah yang sangat subur sehingga Bangsa Arya mengalahkan Bangsa asli
India
(Bangsa Dravida). Cara Bangsa Arya untuk mengeksistensikan Bangsanya di
India
adalah
dengan cara membuat Kasta, yaitu pelapisan/stratefikasi/pembagian masyarakat. Perbedaan Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida itu sendiri terdapat pada bagian fisiknya, yaitu Bangsa Arya berkulit putih sedangkan Bangsa Dravida berkulit hitam.
dengan cara membuat Kasta, yaitu pelapisan/stratefikasi/pembagian masyarakat. Perbedaan Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida itu sendiri terdapat pada bagian fisiknya, yaitu Bangsa Arya berkulit putih sedangkan Bangsa Dravida berkulit hitam.
Kasta terbagi menjadi 4 :
- Brahmana
- Ksatria
- Waisa
- Sudra
Proses
perkembangan agama di India
Perkembangan agama Hindu di India berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Dengan di bagi menjadi empat priode yaitu:
1.
Jaman
Weda
Weda berasal darikata Vid yang Artinya mengetahui. Weda merupakan sastra tertua
di duniayang pengaruhnya sangat penting bagi perkembangan agama Hindu.
Jama weda meliputi jaman Weda Kuno, jaman Brahmana dan jaman Upanisad.
· Jaman
Weda Kuno -> priode zaman weda kuno bisa dikatakan pula sebagai awal
kedatangan bangsa Arya di Lemba Sungai Indus sekitar 1500 SM. Dalam masa
pertama priode ini system kepercayaan beraliran politeisme yakni
sistemkepercayaan terhadap banyak dewa. Di antaranya ialah:
- Dewa Agni Merupakan Dewa Api
- Dewa Wayu Merupakan Dewa Angin
- Dewa Marut Merupakan Dewa Angin Ribut
- Dewa Surya Merupakan Dewa Matahari
- Dewa Candra Merupakan Dewa Bulan
- Dewa Waruna Merupakan Dewa Angkasa
- Dewa Parjanya Merupakan Dewa Hujan
- Dewa Indra Merupakan Dewa Perang
- Dewa Aswin Merupakan Dewa Kembar/Kesehatan
- Dewa Usa Merupakan Dewa Fajar
Namun Dalam memuja Dewa di anggap sebagai
satu dewa saja yakni monotheisme (percaya akan satu Tuhan) seakan tidak adanya
pemujaan terhadap dewa yang lain oleh karena itu di sebut Henotheisme. Jaman
Weda Kuno kemudian dilanjutkan dengan Weda Belakang yaitu zaman penulisan dan
penghimpunan Wahyu Weda lainya, yaitu Sama Weda, Yayur Weda dan Athara Weda.
·
Zaman Brahmana -> Di zaman ini merupakan
perkembangan weda yang berpusat pada kehidupan ke agamaan yang berupa
ritual-ritual upacara atau persembaan (sesaji) kepada keyakinan mereka. Di
zaman ini kedudukan Brahmana sangat penting karena tanpa adanya Brahmana maka
upacara yang kebanyakan dengan persembahan terhadap dewa tidak bisa
dilaksanakan dan tanpa sesaji dewa tidak dapat hidup. Karena perannya yang amat
penting dalam ke agamaan maka Brahmana berkedudukan dikasta tertinggi diantara
kasta-kasta yang lain seperti kasta Ksatria, Wesya dan Sudra. Ke empat kasta
tersebut merupakan tingkat derajad di dalam masyarakat waktu itu. Ke empat
kasta ini disebut sebagai Catur Wana. Di zaman ini penulisan Weda berkembang
menjadi empat bagian yaitu:
1. Regweda
2. Samaweda
3. Yajurweda
4. Atharaweda
·
Zaman Upanisad -> di zaman di tandai dengan
munculnya kitab Upanisad. Dimana kehidupan agama di zaman ini berpangkal pada
filosofi atau kerohanian. Di zamanterdapat pengetahuan batin sehingga dapat
membuka takbir alam ghaib. Konsepsi terdapat keyakinan pada panca Sraddha yaitu
Brahman, Atman, Karman, Samsara dan Moksa. Demikian konsepsi tujuh hidup yang
di sebut Parusartha yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa pada zaman ini di
formulasi dengan Jelas. Karma ialah perbuatan baik-buruk dari manusia ketika
hidup di dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Moksa ialah tingkatan
hidup tertinggi yang terleas dari ikatan keduniawian atau terbebas dari
renkarnasi.
2.
Zaman
Wira Carita
Jaman ini meliputi masa perkembangn
kitab-kitab Upanisad disertai munculnya kitab Wira Carita Ramayana dan
Mahabarata sebagai unsure contoh sikap yang baik dan benar.
3.
Zaman
Sutra
Zaman ini ditandai dengan munculnya
kitab-kitab Sutra yang memuat penjelasan uraian dan komentar terhadap Weda dan
Mantra, seperti Kalpasutra (kitab penuntun sesaji).
4.
Zaman
Scolastik
Zaman ini ditandai dengan lahirnya
pemikiran-pemikiran besar seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa dan lain-lain.
Agama Hindu mengalami sebuah pasang surut dengan
munculnya agama-agama baru di India yakni Budha, Jaina dan Sikh. Namun berkat
peranan Dinasti Sunga dan Dinasti Gupta, agama Hindu kembali mendapat tempat
pada masyarakat India sampai saat ini. Di Zaman Gupta yakni pada masa
Pemerintahan Samudragupta dan Candragupta II. Ayah dan anak ini merupakan dua
di antara pemimpin-pemimpin hebat bangsa Gupta. Dinasti tersebut menguasai
hamper seluruh India Utara dari 320 sampai 497 M, meski pengaruh mereka
tersebar lebih luas dan bertahan lebih lama. Bahkan gua-gua utama utama di
Ajanta dibuat oleh dinasti bernama Vakatajka, yang mendominasi India sebelah
selatan menjelang ahir dinasti Gupta dan yang mewarisi banyak gaya budya
Gupta.Bukti fisik menunjukkan bahwa kemakmuran berjalan sejajar dengan
keunggulan kesenian. Para Arsitek pada masa itu membangun candi candi yang
Indah dan para pematung memahat wujud dewa-dewi Hindu.
Pusat kebudayaan
Hindu adalah di Mohenjo Daro (Lakarna) dan Harapa (Punjat) yang tumbuh sekitar 1.500
SM. Dan kitab yang di gunakan adalah Weda yang terbagi atas 4, yaitu :
- Regweda (syair-syair pujian terhadap dewa-dewa)
- Samaweda (pemberian tanda nada pada regweda untuk dinyanyikan)
- Yayurweda (doa pengantar sesajian yang diiringi regweda dan samaweda)
- Atharwaweda (berisi tentang mantra dan ilmu gaib)
Biasanya kasta
di Indonesia digunakan hanya untuk pembagian tugas saja karna dipakai oleh
Bangsa Indonesia itu sendiri. Sedangkan kasta di India digunakan untuk
membedakan antara Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida.
Agama Hindu dalam
pelaksanaan ritual ibadah (penyampaian doa kepada dewa) harus di lakukan oleh Kaum
Brahmana saja. Sehingga kaum-kaum di bawahnya merasa kesulitan ketika kaum
Brahmana meminta qurban (pembayaran yang berlebih) kepada kaum-kaum di bawahnya
yang meminta tolong untuk disampaikan doanya kepada dewa-dewa mereka. Sehingga
banyak masyarakat yang berpindah agama menjadi agama Budha.
Perkembangan
agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di
India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan
Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain
di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya
kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui
celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida
(berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang
telah mendiami daerah tersebut.
Bangsa Dravida
disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa.
Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria
bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup
bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau
bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan
Pegunungan Vindhya.
Orang Aria
mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan
bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida. Oleh
karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan sinkretisme
(percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida.
Selain itu,
istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di
Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut agama dan
kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut
Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah
Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah
milik bangsa Hindu).
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
- Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
- Wisnu sebagai dewa pemelihara alam.
- Siwa sebagai dewa perusak.
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti.
Kitab suci
agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan
terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual
yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh
para Brahmana disebut kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:
- Reg Veda, berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.
- Yajur Veda, berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.
- Sama Veda, berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.
- Atharwa Veda, berisi kumpulan mantera-manteragaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/ mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.
Hindu mengenal
pembagian masyarakat atas kasta- kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria,
Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
- Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
- Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit.
- Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang.
- Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar.
Di luar kasta
tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan. Perkawinan
antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam
golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan
merupakan mayoritas penduduk India.
Pembagian kasta
muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga
dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut
dikenal dengan Caturwangsa/ Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat
kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan.
Berikut ini merupakan ajaran dalam agama Hindu :
- Samsara adalah merupakan salah satu ajaran agama hindu yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraan.
- Karma adalah merupakan perbuatan dari seseorang baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
- Reinkarnasi adalah kelahiran kembali.
KEMUNDURAN
AGAMA HINDU
Pada abad ke 6
SM agama Hindu mengalami kemunduran disebabkan oleh faktor-faktor, yaitu:
- Kaum Brahmana yang memonopoli upacara keagamaan membuat sebagai dari mereka bertindak sewenang- wenang. Contoh: rakyat dibebankan untuk memberikan korban yang telah ditetapkan.
- Sistem kasta membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana merasa berada pada kasta tertinggi dan paling berkuasa terutama untuk mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu lainnya. Sehingga hal ini menimbulkan rasa anti agama.
- Timbul golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.
AGAMA
BUDDHA
Agama Budha
tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Agama Budha muncul sebagai reaksi
terhadap domonisi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam
masyarakat India. Selain itu adanya larangan bagi orang awam untuk mempelajari
kitab suci. Bahkan sebelumnya kaum ksatria dan raja harus tunduk kepada
Brahmana. Sidharta memandang bahwa sistem kasta dapat memecah belah masyarakat
bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia
berdasarkan kelahiran.
Oleh karena
itu, Sidharta berusaha mencari jalan lain untuk mencapai moksa yang kemudian
berhasil ia peroleh di Bodhgaya (tempat ia memperoleh penerangan agung).
Pahamnya disebut agama Budha. Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat
dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap
orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan
tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara.
Sidharta
Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta
artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang
berarti orang yang menerima bodhi.
Proses
berkembangnya Agama Buddha
1.
Tahap
Awal
Sebelum disebarkan di bawah perlindungan
maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah
fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini
tidaklah banyak tercatat. Dua konsili (sidang umum) pembentukan dikatakan
pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan ini berdasarkan catatan-catatan
dari kemudian hari. Konsili-konsili (juga disebut pasamuhan agung) ini berusaha
membahas formalisasi doktrin-doktrin Buddhis, dan beberapa perpecahan dalam
gerakan Buddha.
2.
Abad
ke-5 SM
Konsili pertama Buddha diadakan tidak
lama setelah Buddha wafat di bawah perlindungan raja Ajatasattu dari
Kekaisaran Magadha, dan dikepalai oleh seorang rahib bernama Mahakassapa di
Rajagaha(sekarang disebut Rajgir). Tujuan konsili ini adalah untuk menetapkan
kutipan-kutipan Buddha (sutta (Buddha)) dan mengkodifikasikan hukum-hukum
monastik (vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Buddha dan saudara
sepupunya, diundang untuk meresitasikan ajaran-ajaran Buddha, dan Upali,
seorang murid lainnya, meresitasikan hukum-hukum vinaya. Ini kemudian menjadi
dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa
sejarah agama Buddha.
3.
Tahun
383 SM
Konsili kedua Buddha diadakan oleh raja
Kalasoka di Vaisali, mengikuti konflik-konflik antara mazhab tradisionalis dan
gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka sendiri kaum
Mahasanghika. Mazhab-mazhab tradisional menganggap Buddha adalah seorang
manusia biasa yang mencapai pencerahan, yang juga bisa dicapai oleh para bhiksu
yang mentaati peraturan monastik dan mempraktekkan ajaran Buddha demi mengatasi
samsara dan mencapai arhat. Namun kaum Mahasanghika yang ingin memisahkan diri,
menganggap ini terlalu individualistis dan egois. Mereka menganggap bahwa
tujuan untuk menjadi arhat tidak cukup, dan menyatakan bahwa tujuan yang sejati
adalah mencapai status Buddha penuh, dalam arti membuka jalan paham Mahayana
yang kelak muncul. Mereka menjadi pendukung peraturan monastik yang lebih
longgar dan lebih menarik bagi sebagian besar kaum rohaniwan dan kaum awam
(itulah makanya nama mereka berarti kumpulan "besar" atau
"mayoritas"). Konsili ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum
Mahasanghika. Mereka meninggalkan sidang dan bertahan selama beberapa abad di
Indian barat laut dan Asia Tengah menurut prasasti-prasasti Kharoshti yang
ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.
4.
Dakwa
Asoka (+/- 260 SM)
Maharaja
Asoka dari Kekaisaran Maurya (273–232 SM) masuk agama Buddha setelah
menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah.
Karena menyesali perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan
untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun
stupa-stupa dan pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala
makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga
membangun jalan-jalan dan rumah sakit-rumah sakit di seluruh negeri. Periode
ini menandai penyebaran agama Buddha di luar India. Menurut prasasti dan pilar
yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai
negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani
di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah
tetangga. Kemungkinan besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut
prasasti-prasasti Asoka.
KITAB SUCI
Ajaran agama
Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga
dan pitaka artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan,
yaitu :
- Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
- Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.
- Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
PERKEMBANGAN
dan PERPECAHAN dalam AGAMA BUDDHA
Perkembangan
Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka
dari Dinasti Maurya. Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dan
berkembang cepat serta dapat diterima masyarakat India. Hal tersebut
dikarenakan, sebagai berikut :
- Didukung oleh bahasa yang digunakan adalah bahasa Prakrit yaitu bahasa rakyat sehari-hari dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.
- Agama Budha bersifat non-eksklusif, artinya agama Budha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta.
- Tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita
Setelah 100
tahun Sang Budha wafat timbul bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat ajaran
Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena masing-masing mempunyai
pandangan/ aliran sendiri. Pandangan tersebut muncul dikarenakan masing masing
dari mereka berpikir bahwa yang mereka yakini itu belum tentu benar dan punya
jalan sendiri untuk mencapai semuanya. Diantaranya aliran yang terkenal yaitu
Hinayana dan Mahayana.
Adapun Hinayana dan Mahayana yaitu :
- Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi. Hinayana, lebih tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara. Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.
- Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha. Jadi aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran Budha semula. Para pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet.
KEMUNDURAN
AGAMA BUDHA
Kemunduran agama Budha di India disebabkan karena :
o
Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang
mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.
o
Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan
kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak.
PERSAMAAN
dan PERBEDAAN AGAMA HINDU - BUDHA
Persamaan
Hindu dan Buddha :
Ø Sama-sama
tumbuh dan berkembang di India
Ø Selalu
berusaha untuk meletakkan dasar-dasarajaran kebenaran dalam kehidupan manusia
di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan oleh agama.
Ø Tujuan
untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia
untuk dapat mencapai tujuan hidupnya.
Perbedaan
Hindu dan Buddha :
HINDU
BUDDHA
- Agama Hindu menggunakan bahasa Sansekerta dan tulisan palawa yang hanya di gunakan dan di mengerti oleh kaum Brahmana dan Ksatria saja. Sedangkan pada Agama Budha bahasa yang digunakan adalah bahasa keseharian yang dipakai oleh Bhiksu dan Bhiksuni (Parkit).
- Agama Hindu menggunakan kasta sedangkan Agama Budha tidak mengenal adanya kasta. Sehingga kedudukanpun di mata Agama Budha sama.
- Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida
- Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang dipimpin Sidharta
- Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/ didasarkan pada keturunan).
- Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
- Dibenarkan untuk mengadakan korban Tidak dibenarkan mengadakan korban.
- Kitab suci, WEDA Kitab Suci, TRIPITAKA Mengakui 3 dewa tertinggi (Trimurti).
- Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama Budha Agama
- Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana
- Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta.
- Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang
- Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita.
- Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta.
- Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa Prakrit
- Kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta
- Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga terbebas dari samsara.
Perkembangan
agama dan kebudayaan hindu-budha kebudayaan dan agama Hindu-Budha pertama kali
muncul di sekitar lembah sungai indus (shindu) India. Wilayah inilah merupakan
awal perkembangan peradaban budaya Hindu-Buddha. Agama hindu yang ada di india
ini mengenal sistem kasta. Agama Hindu sebenarnya merupakan sinkretisme
(percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan Dravida.
Sifatnya Polytheisme yaitu percaya terhadap banyak dewa. Tiap-tiap dewa
merupakan lambang kekuatan terhadap alam, sehingga perlu disembah atau dipuja
dan dihormati.
Ada beberapa dewa yang terkenal antara lain:
- Prativi sebagai dewa bumi.
- Surya sebagai dewa matahari
- Vayu sebagai dewa angin
- Varuna sebagai dewa laut
- Agni sebagai dewa api
Kesimpulan
:
- Agama Hindu diyakini tumbuh di India sekitar 1500 SM
- Agama Hindu dikembangkan oleh bangsa Arya yang memuja banyak dewa
- Kitab agama Hindu dimanakan Veda, yang terbagi atas 4 bagian :
a.
Regveda
b.
Yajurveda
c.
Samaveda
d.
Artharvaveda
- Dalam agama Hindu terdapat pembagian kasta masyarakat berdasarkan pembagian tugas atau pekerjaan. Kasta tersebut adalah :
a.
Brahmana
b.
Ksatria
c.
Waisya
d.
Sudra
- Terdapat masyarakat yang dianggap berada diluar kasta yaitu Paria yang meliputi gelandangan dan pengemis
- Agama Buddha pertama kali tumbuh di India, tepatnya di India Timur Laut sekitar 500 SM
- Diajarkan pertama kali oleh Shiddarta Gautama yang dikenal sebagai Buddha (seseorang yang telah mendapatkan pencerahan)
- Agama Buddha lahir dan muncul sebagai reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana dalam ritual keagamaan
- Keseluruhan ajaran agama Buddha dibukukan dalam kitab Tripitaka
- Agama Buddha mengalami perkembangan dan menjadi dua pemahaman, yaitu Mahayana dan Hinayana
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete